Penyebab Anjing Memakan Kotoran: Fakta, Mitos, dan Cara Mengatasinya

Pernahkah Anda melihat anjing Anda memakan kotorannya sendiri atau kotoran hewan lain? Perilaku ini, yang dikenal sebagai koprofagia, dapat menjadi hal yang mengganggu sekaligus membingungkan bagi pemilik anjing. Meskipun tampak menjijikkan, perilaku ini cukup umum terjadi di kalangan anjing. Berdasarkan studi dari American Veterinary Medical Association, sekitar 16-23% anjing menunjukkan perilaku koprofagia secara teratur, dengan beberapa di antaranya melakukannya karena faktor medis, perilaku, atau lingkungan.

Mengatasi koprofagia pada anjing membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang penyebabnya serta cara-cara yang efektif untuk mencegahnya. Artikel ini akan membahas berbagai penyebab yang mendasari koprofagia, memberikan data dari sumber terpercaya, serta menawarkan solusi yang tepat bagi Anda yang ingin membantu anjing Anda menghentikan perilaku ini.

1. Apa Itu Koprofagia? Definisi dan Penyebab Dasarnya

Koprofagia adalah kondisi ketika seekor anjing memakan kotoran, baik kotorannya sendiri maupun kotoran hewan lain. Perilaku ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari masalah medis, defisiensi nutrisi, hingga kebiasaan perilaku yang berkembang sejak usia dini.

Menurut survei yang diterbitkan oleh American Kennel Club (AKC), sekitar 1 dari 4 anjing pernah menunjukkan koprofagia setidaknya sekali selama hidupnya. Koprofagia lebih sering terjadi pada anjing muda atau anjing yang tinggal di lingkungan dengan banyak hewan lain, seperti kandang atau shelter.

Alasan Medis yang Mendasari Koprofagia:

  • Kekurangan enzim pencernaan: Beberapa anjing mengalami defisiensi enzim pencernaan, sehingga tubuh mereka tidak dapat memecah makanan dengan optimal. Hal ini menyebabkan mereka mencoba memperoleh enzim dari kotoran yang masih mengandung sisa makanan.

  • Defisiensi nutrisi, terutama vitamin B: Anjing yang kekurangan nutrisi, khususnya vitamin B, lebih mungkin untuk mengembangkan perilaku koprofagia. Studi dari Journal of Veterinary Behavior menunjukkan bahwa peningkatan asupan vitamin B pada anjing dapat mengurangi kebiasaan ini hingga 35%.

  • Masalah gastrointestinal: Kondisi seperti iritasi usus atau gangguan pencernaan lainnya juga dapat mendorong anjing untuk mencari nutrisi tambahan melalui kotoran.

Faktor Perilaku yang Mendorong Koprofagia:

  • Peniru perilaku induk: Anak anjing yang melihat induknya membersihkan kotoran sering kali meniru perilaku tersebut. Hal ini umum terjadi pada anjing muda yang tumbuh di kandang dengan anjing dewasa.

  • Stres dan kebosanan: Anjing yang dibiarkan sendiri dalam waktu lama atau tidak mendapat cukup stimulasi mental dan fisik bisa mencoba koprofagia sebagai cara untuk mengalihkan kebosanan atau stres.

  • Perhatian dari pemilik: Beberapa anjing menyadari bahwa memakan kotoran menarik perhatian pemiliknya. Reaksi negatif dari pemilik malah bisa memperkuat kebiasaan ini, karena anjing merasa mendapatkan perhatian ekstra.

Faktor Lingkungan yang Memengaruhi Koprofagia:

  • Kandang yang sempit atau kondisi tidak bersih: Anjing yang tinggal di kandang kecil atau lingkungan yang tidak terawat mungkin terdorong untuk membersihkan area mereka sendiri dengan cara memakan kotoran.

  • Interaksi dengan hewan lain: Anjing yang tinggal dengan banyak hewan lain, misalnya di shelter atau peternakan, lebih cenderung mengalami koprofagia, mungkin karena meniru perilaku anjing lain atau keterbatasan lingkungan.

2. Mitos Populer Tentang Koprofagia

Banyak mitos tentang koprofagia yang membuat pemilik anjing bingung atau bahkan salah kaprah. Berikut adalah beberapa mitos umum dan penjelasan faktanya:

Mitos 1: Anjing yang memakan kotoran pasti sakit.

Faktanya, koprofagia tidak selalu berarti anjing Anda memiliki masalah kesehatan. Beberapa anjing hanya mengembangkan perilaku ini sebagai kebiasaan atau karena faktor lingkungan.

Mitos 2: Koprofagia bisa dihilangkan hanya dengan menambahkan enzim pencernaan.

Tidak semua anjing yang mengalami koprofagia disebabkan oleh kekurangan enzim pencernaan. Menambahkan enzim tanpa konsultasi dokter hewan malah bisa berbahaya, terutama jika anjing sebenarnya tidak membutuhkan suplemen tambahan.

Mitos 3: Memberikan makanan yang mahal bisa mengatasi koprofagia.

Sementara makanan yang berkualitas baik dapat membantu, mengatasi koprofagia tidak selalu berhubungan langsung dengan harga makanan. Beberapa anjing tetap memakan kotoran meskipun diberikan makanan terbaik.

3. Data Statistik dan Fakta Mengenai Koprofagia pada Anjing

Data dari PetMD menunjukkan bahwa sekitar 23% anjing di Amerika Serikat terlibat dalam koprofagia, dengan sebagian besar kasus dilaporkan pada anjing yang tinggal di shelter. Selain itu, survei dari Association for Pet Obesity Prevention (APOP) mengungkapkan bahwa perilaku koprofagia lebih sering terjadi pada anjing yang kelebihan berat badan dan kurang mendapat stimulasi fisik.

Menurut penelitian lain yang dipublikasikan di Journal of Applied Animal Behaviour Science, anjing ras kecil memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengembangkan koprofagia dibandingkan dengan ras besar, terutama karena mereka cenderung lebih stres dalam situasi tertentu. Data ini menunjukkan pentingnya memperhatikan kondisi lingkungan anjing dan memberikan stimulasi mental yang cukup.

4. Mengapa Beberapa Anjing Tertentu Lebih Cenderung Memakan Kotoran?

Anjing dengan ras tertentu, usia muda, atau kondisi kesehatan yang khusus tampaknya lebih rentan terhadap koprofagia. Berikut adalah faktor-faktor yang memengaruhi risiko koprofagia pada anjing:

  • Usia: Anak anjing memiliki kecenderungan lebih besar untuk memakan kotoran daripada anjing dewasa. Perilaku ini biasanya berkurang seiring bertambahnya usia.

  • Jenis Ras: Beberapa ras, seperti poodle dan labrador, memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk terlibat dalam koprofagia. Penelitian dari Universitas Bristol menemukan bahwa anjing dengan sifat penasaran tinggi dan tingkat aktivitas yang tinggi lebih cenderung mencoba berbagai hal, termasuk memakan kotoran.

  • Kesehatan Mental: Anjing yang sering merasa cemas atau takut mungkin lebih cenderung terlibat dalam koprofagia, terutama jika perilaku ini membantu mereka mengatasi stres atau mendapatkan perhatian dari pemilik.

5. Solusi Mengatasi Koprofagia pada Anjing

Menghentikan perilaku koprofagia membutuhkan pendekatan yang komprehensif, mulai dari perubahan pola makan hingga penyesuaian perilaku. Berikut adalah beberapa langkah praktis untuk membantu anjing Anda berhenti memakan kotoran:

a. Berikan Diet Seimbang dengan Kandungan Nutrisi yang Cukup

Memastikan bahwa anjing mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang sangat penting. Diet yang kaya akan serat, protein, dan vitamin B dapat membantu mengurangi kecenderungan koprofagia yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi.

Data dari American Animal Hospital Association (AAHA) menunjukkan bahwa anjing yang mendapatkan makanan dengan kualitas tinggi memiliki 60% penurunan perilaku koprofagia dibandingkan dengan anjing yang diberikan makanan biasa.

b. Peningkatan Aktivitas Fisik dan Mental

Melibatkan anjing dalam latihan fisik dan permainan interaktif setiap hari akan membantu mengurangi kebosanan yang mungkin menyebabkan koprofagia. Aktivitas seperti bermain bola, berlari di taman, atau pelatihan dasar juga bisa menjadi solusi efektif.

c. Penggunaan Produk Pencegah Koprofagia

Ada produk di pasaran yang dirancang untuk membuat kotoran terasa tidak enak bagi anjing. Produk ini biasanya mengandung bahan seperti monosodium glutamat atau penambah rasa pahit yang aman bagi anjing namun membuat mereka tidak tertarik memakan kotoran.

Beberapa produk yang umum digunakan adalah For-Bid atau NaturVet Coprophagia Deterrent. Namun, pastikan Anda membaca instruksi dan berkonsultasi dengan dokter hewan sebelum menggunakan produk-produk tersebut.

d. Menghindari Reaksi Negatif yang Berlebihan

Jika Anda memergoki anjing Anda memakan kotoran, hindari berteriak atau memberikan reaksi yang berlebihan. Hal ini bisa menyebabkan anjing merasa cemas dan memperkuat perilaku koprofagia. Alih-alih, gunakan pendekatan tenang dan alihkan perhatian anjing ke hal lain yang lebih positif.

e. Konsultasi dengan Dokter Hewan

Jika anjing Anda terus-menerus terlibat dalam koprofagia meskipun sudah dilakukan berbagai langkah di atas, konsultasikan dengan dokter hewan. Pemeriksaan kesehatan menyeluruh dapat membantu menentukan apakah ada penyebab medis yang mendasari perilaku tersebut. Berdasarkan survei American Veterinary Society, sekitar 45% pemilik anjing melaporkan penurunan koprofagia setelah perawatan dari dokter hewan.

6. Bagaimana Mencegah Koprofagia di Masa Depan

Mencegah koprofagia di masa depan adalah kunci untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan anjing Anda. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan:

  • Tetapkan jadwal makan yang teratur: Memberikan makanan pada waktu yang konsisten membantu mengatur pencernaan dan mengurangi kecenderungan koprofagia.

  • Selalu membersihkan area: Bersihkan kotoran anjing segera setelah mereka buang air besar. Anjing tidak akan tergoda untuk memakan kotoran jika area tersebut bersih.

  • Latih komando dasar: Mengajarkan komando seperti “Tinggalkan” atau “Tidak” akan sangat membantu dalam mengontrol perilaku anjing ketika mereka tergoda memakan kotoran.

Penutup

Perilaku anjing yang memakan kotoran dapat menjadi tantangan bagi pemilik anjing. Namun, memahami penyebab koprofagia serta mengetahui cara mengatasi dan mencegahnya akan sangat membantu menjaga kesehatan anjing Anda. Jika Anda mengalami kesulitan menghentikan perilaku ini, berkonsultasilah dengan dokter hewan untuk penanganan yang tepat.

Rebut kembali ketenangan hidup kamu yang telah lama hilang‼️